Bandung, itb.ac.id - ITB Career Center kembali berkolaborasi dengan PT Pangaea Sinergi Solusi menghadirkan webinar dalam rangkaian Virtual Integrated Career Days Mei 2022 pada Kamis (19/05/2022). Webinar ini mengundang Head of Domestic Affair PT Pangaea Sinergi Solusi, Silvya Hasanudin dan Kepala Teknik Tambang PT Pangaea Sinergi Solusi, Bekti Wahyudi Budianto dengan tajuk “Building True Natural Resources”. Dalam pemaparannya, PT Pangaea bergerak di bidang jasa konsultan dengan sebagian besar rekan bisnis bergerak di bidang pertambangan, terminal khusus batubara, pengiriman batubara, dan bisnis batubara.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya salah satunya mineral. PT Pangaea saat ini berkonsentrasi dalam penambangan batubara, nikel, emas, dan bijih besi. Adapun yang lainnya masih dalam tahap eksplorasi. “Kegiatan yang sedang kami lakukan itu ada di Pulau Bangka, eksplorasi timah dan di Kalimantan Tengah sendiri kami sedang menjalankan eksplorasi bijih besi tepatnya di Kotawaringin Timur,” tuturnya.

Bekti juga turut menjelaskan alur proses pernambangan secara umum. Tambang adalah area yang memiliki deposit atau kandungan mineral yang terukur melalui proses pengeboran atau disebut eksplorasi dan layak dilakukan eksploitasi. Prinsip dari eksplorasi mineral tetap sama meskipun mineral yang ditambang berbeda. Eksplorasi dimulai dengan pemetaan area deposit sebelum dilakukan trailing. Proses trailing dilakukan untuk mengetahui jumlah sumber daya cadangan yang terdapat di area izin pertambangan. “Disisi lain kita dapat menghitung biaya operasional dari rencana pertambangan kita, biaya investasi yang akan dikeluarkan, dan keuntungan yang nanti kita dapatkan,” jelasnya.

Data - data selama eksplorasi akan dikumpulkan untuk diolah dengan output desain pertambangan yang sesuai. Ketika desain sudah dirasa tepat, maka akan dilanjutkan dengan proses clearing atau stacking yaitu proses pembersihan lahan sebelum nantinya digali.  

Mineral yang telah digali akan melewati proses Quality Control (QC) agar kualitas seperti kadar dan ukuran mineral sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli. “Ketika batubara menambang pada Quality Control yang buruk, nanti kualitasnya akan mempengaruhi harga jualnya,” tambahnya. Area Coal Port atau terminal khusus batubara meliputi pemecahan ukuran batubara secara seragam sesuai permintaan pembeli dan pemindahan batubara ke area stockpile atau tempat penimbunan sementara sebelum nantinya dikirim menuju tongkang untuk dipasarkan. “Kami melakukan proses - proses tersebut pada site kami, pelabuhan Batulicin di Kalimantan Selatan,” ujarnya.

Tahap terakhir dalam proses penambangan batubara adalah Coal Shipping atau proses pengapalan batubara menuju pelabuhan tujuan menggunakan tongkang. “Perusahaan kami memiliki 12 buah kapal Self-Unloading Vessel (SUV) dengan ukuran yang berbeda,” jelasnya. Silvya menambahkan, kapal SUV dapat melaju tiga kali lebih cepat dari kapal tongkang konvensional. Dalam mengakhiri webinarnya, PT Pangaea Sinergi Solusi menawarkan kesempatan dan peluang bagi mahasiswa untuk mendaftarkan diri pada berbagai posisi yang tersedia. “Seperti yang kita ketahui banyak sekali manfaat sumber daya alam yang kita rasakan, mari bergabung bersama kami dan berperan membangun negeri,” tutupnya

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut dapat mengakses laman pangaea-solusi.com/karir

Reporter: Andrew Benaldo Adikara (Teknik Pangan/FTI, 2020)