<p><img src="https://karir.itb.ac.id/assets/services/img/4637780bbd50c6fe98cc7e5f23621d76.jpg" alt="" width="1000" height="470" /></p>
<p><span><span>Sumber foto (Anne/Ditmawa)</span></span></p>
<p><span><span>BANDUNG, Ditmawa ITB - Membuka acara Hult Prize Fireside Chat Vol.1 secara virtual pada 29 Agustus 2020 lalu, Kepala Sub Direktorat Pengembangan Profesi dan Kewirausahaan Direktorat Kemahasiswaan ITB, Sonny Rustiadi, MBA., Ph.D mengungkapkan tahun lalu penyelenggaraan Hult Prize begitu meriah dengan sekitar 500 peserta lebih yang berpartisipasi. </span></span></p>
<p><span><span>Tahun ini meski diselenggarakan di masa pandemi Covid-19 dan secara virtual, namun ia meyakini Hult Prize 2020 akan tetap meriah. Terlebih, dalam Fireside Chat Vol.1 ini ada beberapa negara yang ikut bergabung seperti Toronto, Pakistan, dan India. Dalam acara yang diisi dengan berbagai materi ini, Sonny mengatakan Hult Prize ITB 2020 akan dilaksanakan dalam 3 tahapan, yakni Agustus, Oktober, dan November. </span></span></p>
<p><span><span>“Penyelenggaraan Hult Prize ITB kali ini menantang bagi panitia penyelenggara, karena digelar dengan kondisi yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Panitia juga memilki target yang cukup tinggi, agar para peserta yang mengikuti seluruh rangkaian acara Hult Prize ITB bisa tetap semangat dan memberikan kontribusi terbaiknya,” terang Sonny. </span></span></p>
<p><span><span>Hult Prize 2020-2021 yang juga diselenggarakan secara global ini mengusung tema soal ketahanan pangan. Khususnya di Indonesia, kata Sonny, ketahanan pangan menjadi tema yang cukup spesifik mengingiat Indonesia akan memasuki bonus demografi di tahun 2025. Untuk itu ia berharap, dengan penyelenggaraan Hult Prize di ITB terlebih dahulu, bisa memicu ide-ide untuk bisa dikontribusikan dalam mencari solusi permasalahan Indonesia di masa mendatang. </span></span></p>
<p><span><span>“Kami berharap, ITB yang pernah menduduki peringkat ke-3 Dunia Hult Prize, bisa meningkat lagi di tahun ini. Karena saya lihat, talent-talent dari ITB memiliki potensi yang besar untuk bisa berkontribusi tak hanya di Indonesia tapi juga di tataran global,” ucapnya. </span></span></p>
<p><span><span>Pada Hult Prize ITB Fireside Chat Vol. 1 diisi oleh beberapa pemaparan dari pemateri, diantaranya Top 3 Hult Prize Campus Director Akhmad Rizqatha R , CEO and Chairman of Gringgo Febriandi Pratama, Founder and CEO of Tumbuh Lab Sheila Arief Shafira, dan Founder and CBDO of Mounev Yeremia Haryanto. </span></span></p>
<p><span><span>(Sumber berita: Ditmawa)</span></span></p>
