English Language Indonsian Language

“Perfect Timing” Kunci Kesuksesan Start-Up

<p align="center"><strong><img src="https://karir.itb.ac.id/assets/services/img/6.jpg" alt="" width="701" height="393" /></strong></p> <p align="center"><span><strong>(Sumber gambar :&nbsp;<a href="https://images.yourstory.com/2016/02/building_startup-1.jpg" target="_blank" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=https://images.yourstory.com/2016/02/building_startup-1.jpg&amp;source=gmail&amp;ust=1548919091163000&amp;usg=AFQjCNENkGfuSi3bbSFpe7B8tdXUXUkQdQ">https://images.yourstory.com/2016/02/building_startup-1.jpg</a>)</strong></span></p> <p align="center"><strong>Bandung, ITB Career Center</strong>&nbsp;&ndash; Perusahaan rintisan atau yang sering disebut Start-up merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berapa pada fase perkembangan. Walaupun merupakan perusahaan baru, di Indonesia sendiri sering kita temui start-up yang sudah terbilang sukses dan memiliki keuntungan yang fantastis.</p> <p><span lang="IN">Keberhasilan start-up ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Bill Gross, seorang pengusaha yang telah banyak melahirkan start-up mencari tahu faktor tersebut. Bill percaya, bahwa sebenarnya para start-up dapat memberikan perubahan yang baik untuk dunia. Apalagi, start-up berisikan orang-orang yang memiliki potensi yang tinggi untuk membuat perubahan. Banyak perubahan yang dilakukan justru oleh start-up, orang-orang muda yang cerdas dengan ide-ide yang cemerlang. Akan tetapi, tidak semua perusahaan start-up meraih kesuksesan.</span></p> <p><span lang="IN">Bill memiliki perusahaan teknologi bernama IdeaLab, perusahaan tersebut telah melahirkan lebih dari 100 perusahaan start-up. Tentu tidak semua perusahaan tersebut sukses, banyak diantaranya yang gagal. Bill ingin mengetahui faktor yang paling berperan dalam kesuksesan dan kegagalan start-up tersebut.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Jadi, 20 tahun lalu saya memulai Idealab. Dan dalam kurung waktu 20 tahun terakhir kami membuat lebih dari 100 perusahaan. Banyak yang sukses, dan banyak yang gagal total. Dan kami belajar banyak dari kegagalan itu. Saya ingin mencari tahu secara sistematis, membuktikan insting dan persepsi yang saya miliki mengenai start-up yang saya temui beberapa tahun ini,&rdquo; ujar Bill saat berkesempatan menjadi pembicara di Ted.com.</span></p> <p><span lang="IN">Menurut Bill ada lima faktor dasar yang berpengaruh pada kesuksesan suatu start-up. Faktor tersebut adalah&nbsp;<em>Idea&nbsp;</em>(ide yang cemerlang)<em>, team, business model, funding&nbsp;</em>dan<em>&nbsp;timing&nbsp;</em>(waktu yang tepat)<em>.&nbsp;</em>Kemudian, Bill melakukan survei kepada berbagai perusaaan mengenai lima faktor tersebut. Tujuannya untuk mengetahui dari kelima faktor tersebut, faktor apa saja yang paling berpengaruh untuk suatu kesuksesan.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Saya melakukan survei kepada 100 perusahaan idealab (perusahaannya) dan 100 perusahaan di luar idealab. Tujuannya untuk mendapat kesimpulan yang ilmiah tentang faktor-faktor tersebut,&rdquo; jelas Bill.</span></p> <p><span lang="IN">Hasil membuktikan, faktor yang paling berpengaruh dalam kesuksesan perusahaan adalah&nbsp;<em>timing.Timing&nbsp;</em>berperan sebesar 42 persen dalam menentukan kesuksesan dan kegagalan. Faktor&nbsp;<em>team</em>&nbsp;ada pada urutan kedua, faktor&nbsp;<em>idea</em>&nbsp;pada urutan ketiga,&nbsp;<em>business model</em>&nbsp;urutan keempat dan terakhir adalah faktor&nbsp;<em>funding</em>.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Ini bukan formula absolut, bukan berarti ide tidaklah penting. Tapi yang paling mengejutkan ialah ide bukanlah yang paling penting. Terkadang yang lebih penting&nbsp;<em>adalah perfect timing.&nbsp;</em>Kami memiliki ide yang berlian, namun sebenarnya, ketepatan waktu berperan lebih penting.&rdquo; ujar Bill.</span></p> <p><span lang="IN">Bill kemudian memberikan contoh mengapa&nbsp;<em>timing</em>&nbsp;menjadi faktor terpenting dalam kesuksesan start-up. Bill memulai perusahaan Z.com pada 1998. Z.com merupakan perusahaan hiburan online yang memiliki cukup dana dan model bisnis yang bagus. Bahkan menurutnya, ia menggait salah satu bintang Hollywood untuk bergabung dengan perusahaan.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Namun,&nbsp;</span><em>penetrasi</em>&nbsp;akses Internet&nbsp;<em>broadband</em><em><span lang="IN">&nbsp;pada 1999-2000</span></em><span lang="IN">&nbsp;terlalu rendah, artinya sangat sulit menonton video online ketika itu. Kita membutuhkan codecs dan melakukan banyak hal agar dapat menonton video. Pada akhirnya perusahaan ini tutup pada 2003,&rdquo; jelas Bill.</span></p> <p><span lang="IN">Dua tahun setelah Z.com tutup, permasalahan codecs tersebut terpecahkan oleh Adobe Flash dan&nbsp;</span><em>penetrasi</em>&nbsp;akses Internet&nbsp;<em>broadband</em><em></em><span lang="IN">mencapai 50% di Amerika pada saat itu. Kemudian muncul Youtube. Youtube yang berisikan konten-konten video, muncul disaat dunia sudah dapat mengakses video di internet dengan baik.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Youtube hadir diwaktu yang tepat. Ide yang cemerlang dan terpenting waktunya sangat tepat. Bahkan Youtube tidak memiliki model bisnis saat dimulai. Youtube pun bahkan tidak yakin akan berhasil, tapi kemunculannya sangat-sangat tepat,&rdquo; tegas Bill.</span></p> <p><span lang="IN">Jadi dapat disimpulkan, seluruh faktor tersebut penting dan berpengaruh.&nbsp;<em>Idea</em>&nbsp;juga sangat berpengaruh, tetapi hal yang terpenting dari semuanya adalah&nbsp;<em>perfect timing</em>. Bill mengatakan cara memilih waktu yang tepat adalah dengan melihat apakah konsumen benar-benar siap untuk ide yang kita miliki, atau tidak. (SM)</span></p>
Logo ITB Logo ICC ITB

GKU Timur ITB Building

Jln. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

Customer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509177

career@itb.ac.id

Employer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509162

Email : employerservices@itb.ac.id

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung