English Language Indonsian Language

Move On dari Kegagalan untuk Kesuksesan Bisnis

<p align="center"><img src="https://karir.itb.ac.id/assets/services/img/IMG_6069.JPG" alt="" width="1000" height="667" /></p> <p style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><strong><span lang="IN">Co-Founder Hanimun Food, Satria Maulana membagikan pengalamannya dalam berbisnis&nbsp;</span>di acara Produktif Talk #12 - How to Start pada Sabtu (26/1/2019). (Dok. ITB Career Center/SM)</strong></span></p> <p><strong>Bandung, ITB Career Center-</strong> Kegagalan dalam berbisnis adalah hal yang biasa. Semua orang pernah mengalami kegagalan. Seringkali kegagalan tersebut dianggap akhir dari segalanya, padahal kegagalan bisa menjadi awal dari sebuah keberhasilan. Hal tersebut disampaikan seorang Co-Founder Hanimun Food, Satria Maulana. Menurutnya, kegagalan merupakan proses yang tidak terhindarkan untuk menuju capaian yang diinginkan.</p> <p>&ldquo;Bahkan menurut salah seorang sahabat, dia bilang bahwa minimal sebelum usia 30 itu kamu harus gagal tiga kali. Otomatis kegagalan ini bisa jadi formula penting untuk meraih kesuksesan,&rdquo; ujar Satria saat menjadi pembicara dalam acara Produktif Talk #12 - How to Start pada Sabtu (26/1/2019).</p> <p>Hanimun food merupakan perusahaan<em>&nbsp;food vendor</em>&nbsp;(penyedia makanan) yang berfokus pada kegiatan produksi dan distribusi makanan olahan tradisional bagi pelaku usaha lainnya sebagai mitra atau kolaborator. Satria menjual batagor pertamanya pada 2007 dan berjualan di garasi rumah. Dari garasi rumah, usaha ini dijadikan bisnis keluarga yang kian berkembang. Tentunya, dalam membangun bisnis ini, jatuh bangun telah dilewati Satria.</p> <p>&ldquo;Ada satu, dua hingga tiga proyek atau rintisan bisnis yang coba untuk dibangun tempo hari, tapi tidak bertahan lama. Ada juga rintisan bisnis yang sifatnya prototyping, direncanakan, bahkan belum sempet rilis ke pasaran tapi sudah gagal tumbuh,&rdquo; ujar Satria.</p> <p>Magister Administrasi Bisnis<span lang="IN">di&nbsp;</span>Creative and Cultural Entrepreneurship (MBA-CCE)<span lang="IN">&nbsp;#48, Sekolah Bisnis dan Managemen (SBM) ITB</span>&nbsp;ini&nbsp;<span lang="IN">mengatakan,&nbsp;</span>walaupun beberapa kali mengalami kegagalan, kegagalan yang ada, ia hadapi dan dipetik hikmahnya. Ia mengubah kegagalan menjadi sesuatu yang memabangun.</p> <p><span lang="IN">&ldquo;Sadar bahwa ketika kegagalan terjadi, waktu terus berjalan. Jika tidak boleh terus menerus menyesali kegagalan dan terpuruk karena kegagalan tersebut. Pada akhirnya hanya sekedar membuang-buang waktu,&rdquo; jelas Satria.</span></p> <p><span lang="IN">Menurutnya yang terpenting adalah cepat move on. Move on dari kegagalan dan menjadikan kegagalan tersebut sebagai batu lompatan menuju kesuksesan. Dari kegagalan ini mental seorang pembisnis dibangun.</span></p> <p><span lang="IN">&ldquo;Difase itupun harus bisa terbangun kemampuan bagi wirausahawan untuk cepet move on. Karena satu dua projek yang kita hadapi dan berakhir dengan kegagalan itu, saya anggap pijakan anak tangga aja untuk menuju titik yang lebih baik,&rdquo; tutup Satria. (SM)</span></p>
Logo ITB Logo ICC ITB

GKU Timur ITB Building

Jln. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

Customer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509177

career@itb.ac.id

Employer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509162

Email : employerservices@itb.ac.id

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung