<p style="text-align: left;" align="center">Menjalanka<span lang="EN-US">n bisnis</span> dari nol sebagai suami istri, <span lang="EN-US">menjadi cerita menarik dalam membangun usaha bagi Ridzki Fakhreza dan Anggi Maulida. Keduanya adalah alumni S1 ITB jurusan Teknik Industri, walaupun saat itu tidak memiliki <em>basic</em> sama sekali di dunia des</span>ain<span lang="EN-US">, </span><em>fashion</em>, bahkan manaj<span lang="EN-US">emen bisnis, keduanya bertekad ingin menebar manfaat untuk </span>banyak <span lang="EN-US">orang melalui berwirausaha.</span></p>
<p>Niat baik dan keinginan menjadi wirausaha sukses itu kini sudah tercapai dan tak berhenti dikembangkan hingga saat ini. Keduanya bekerja sama dalam mengembangkan bisnis fashion, <span lang="EN-US">Anggi Maulida</span> sebagai <em>creative director</em>, dan <span lang="EN-US">Ridzki Fakhreza</span> sebagai <em>Managing Director</em>. Saat ini Zysku Xena sudah memiliki butik di Balubur Town Square dan Jalan Cimanuk. Koleksi Zysku Xena juga bisa ditemukan di Hijabstory yang terletak di Jalan Buah Batu Bandung. Dalam waktu dekat, Zysku Xena akan membuka butik di Jakarta.</p>
<p><span lang="EN-US">Bisnis Zysku Xena diawali tahun 2009 lewat <em>online shop</em> facebook, Anggi dan Ridzki berjualan pakaian <em>second hand vintage</em>. Dari sekian banyak pelanggan</span><span lang="EN-US">, </span>Anggi dan Ridzki melihat bahwa <span lang="EN-US">mayoritas </span>dari pembeli produknya <span lang="EN-US">adalah memakai hijab.</span> Kala itu <span lang="EN-US">tren busana muslim </span>memang <span lang="EN-US">sedang mengalami perkembangan pesat. Akhirnya Tahun 2011 Zysku Xena resmi menjual produk fashion muslim. Zysku Xena memiliki karakter <em>feminine</em> and <em>smart casual</em>. Zysku diambil dari bahasa Polandia yang artinya profit, dan Xena adalah tokoh wanita dari legenda Yunani kuno dengan karakter cantik dan Tangguh.</span></p>
<p>Awalnya, <span lang="EN-US">Anggi Maulida yang memang tertarik di dunia desain dan <em>fashion</em>,</span> belajar secara otodidak mengenai <em>modest wear</em>. Untuk terus mengasah <em>skill </em>desainnya, Anggi akhirnya <span lang="EN-US">memutuskan untuk sekolah desain di Islamic Fashion Institute</span>, dan lulus tahun 2017 sebagai salah satu lulusan terbaik<span lang="EN-US">. </span>I<span lang="EN-US">slamic </span>F<span lang="EN-US">ashion </span>I<span lang="EN-US">nstitute </span>(IFI) <span lang="EN-US">adalah sekolah <em>fashion</em> islam pertama di Indonesia den</span>ga<span lang="EN-US">n kurikulum standar kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI) yang spesifik berpedoman kaidah islam.</span></p>
<p><span lang="EN-US">Ridzki Fakhreza </span>selaku <em>Managing Director</em>, menceritakan kisah membangun dan mengembangkan bisnisnya bersama sang istri. Ridzki memaparkan bahwa mereka-pun pernah merugi, namun hal itu tak membuat patah semangat dalam berwirausaha. Menurutnya ada banyak mental yang harus dimiliki seorang <em>entrepreneur</em>. Banyak kasus ingin berwirausaha tapi takut memulai, padahal seharusnya dimulai saja, jangan banyak menunda.</p>
<p>“Jadi wirausahawan itu harus kuat, kalau barang yang dijual tidak laku di pasaran misalnya, jangan terus mikirin kerugiannya, tapi harus cari solusi. Boleh sedih, tapi jangan dipikirin terus sedihnya.” Terang Ridzki kepada seluruh peserta workshop.</p>
<p>Workshop Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 1 2017 diikuti oleh 81 peserta pada hari Sabtu, 30 September 2017, yang terdiri dari mahasiwa/i Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), mahasiwa/i Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), mahasiwa/i Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI), mahasiswa/i Bidikmisi, mahasiwa/i Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, dan mahasiwa/i Master of Business Administration (MBA) ITB. Acara dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB di Ruang 9211 Institut Teknologi Bandung.</p>
<p>Menanggapi Workshop Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) I tahun 2017, Noviatni Dwi Utami, S.Psi, MBA, selaku panitia mengharapkan <em>workshop</em> ini bisa membuat mahasiswa PMW dan PKMI ITB dapat lebih serius dan tekun dalam menjalankan bisnis mereka masing-masing.</p>
<p>“Dengan workshop wirausaha yang diadakan ITB Career Center, semoga peserta workshop masih menjalankan wirausahanya setelah lulus dari ITB, dan sukses di kemudian hari” papar Novi.</p>
<p>(Shinta Wulan Anggraeni)</p>