English Language Indonsian Language

Apa Saja Penyebab Gagal Saat Proses Rekrutmen?

Proses rekrutmen dilakukan dengan berbagai tahapan untuk memperoleh sumber daya manusia yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Umumnya tahapan rekrutmen terbagi menjadi; seleksi administrasi, psikotes dan wawancara. Namun ada juga perusahaan yang menambahkan tahapan lain seperti tes kesehatan hingga tes keahlian posisi yang dilamar.

Pernah berkali-kali gagal dalam proses rekrutmen? Faktor penyebabnya beragam loh! Mungkin Anda merasa sudah mengikuti setiap tahapan rekrutmen dengan baik. Namun pada hasil akhir, Anda gagal dan tidak termasuk ke dalam kandidat yang lolos. Tentu rekan-rekan kebingungan dan tak mau mengulang kesalahan yang sama di rekrutmen selanjutnya kan?

Menurut tim rekrutmen PT Bekaert Indonesia, kelayakan calon karyawan tidak dilihat dari hard skill saja, banyak hal yang dipertimbangkan, khususnya mengenai ‘kesesuaian’ calon karyawan dengan sistem kerja di perusahaan. Selain itu kesalahan-kesalahan calon karyawan selama proses rekrutmen juga menjadi penyebab gagalnya diterima bekerja. Apa saja ya?

Berikut hal-hal yang membuat calon karyawan gagal dalam pada tahapan rekrutmen menurut tim rekrutmen PT. Bekaert Indonesia serta Andita Anggraeni, S.Psi dan Kartika Probo Djati, S.Si selaku Human Capital Management dari PT Paragon Technology And Innovation:

Kesalahan Teknis

Ketika psikotes atau tes tulis, pastikan Anda membawa alat tulis sesuai anjuran perusahaan. Kesalahan seperti lembar jawaban kotor, sobek, hingga pensil terlalu tipis menyebabkan lembar jawaban tidak terbaca oleh scanner. Kesalahan teknis seperti itu membuat hasil psikotes atau tes tulis Anda sangat buruk, sehingga Anda tidak bisa lolos menuju proses rekrutmen selanjutnya.

Tidak Bersungguh-Sungguh

Tidak mempersiapkan dengan baik proses rekrutmen adalah hal yang paling terlihat ketika calon karyawan tak bersungguh-sungguh. Tim recruiter dari PT Paragon Technology and Innovation mengungkapkan bahwa banyak calon kandidat yang hanya coba-coba mengikuti proses rekrutmen. “Mereka masih kuliah, tingkat akhir, jadi hanya ingin tahu proses rekrutmen saja, tanpa niat yang utuh untuk bergabung ke perusahaan,” terang Mba Kartika.

Tidak bersungguh-sungguh juga terlihat dari hasil tes tulis yang hasilnya sangat buruk. “Mungkin calon karyawan tidak mempelajari terlebih dahulu, dan ada yang tidak fokus serta letih ketika melakukan proses rekrutmen. Harusnya mereka mempersiapkan fisik serta mental,” papar tim rekrutmen PT Bekaert Indonesia.

Datang Terlambat

Pastikan Anda tahu dimana lokasi tempat proses rekrutmen dilakukan. Datang terlambat dengan alasan tersesat, macet, dan salah gedung tes, tidak akan membuat recruiter simpati. Kerugian lain bila datang terlambat adalah akan mengurangi konsentrasi saat proses rekrutmen, karena panik hingga membuat tak fokus dan gugup.

Tidak Menjadi Diri Sendiri Ketika Proses Rekrutmen

Selama proses rekrutmen, rekan-rekan harus menjadi diri sendiri. Menurut Human Capital Management dari PT Paragon Technology and Innovation, ketika proses wawancara banyak kandidat yang jawabannya sangat normatif. “Jawabannya seperti hasil googling, dan nampak sekali tidak mencerminkan kepribadian sendiri,” ujar Mba Andita.

Pernyataan normatif sendiri biasanya bersifat baku, cenderung singkat, dan kandidat tidak bisa menjelaskan secara detail pernyataaannya sendiri. Biasanya jawaban normatif yang didapat karena calon karyawan terpaku pada jawaban hasil pencarian artikel-artikel di internet.

Lain kasus kesalahan calon karyawan menurut tim rekrutmen dari PT Bekaert Indonesia adalah hasil psikotes dan saat wawancara berbeda. Hasilnya seperti merupakan hasil dari dua kepribadian yang bertolak belakang, sehingga menampakkan adanya ketidakjujuran baik di saat psikotes atau wawancara kerja.

Recruiter ingin calon karyawan menjadi diri sendiri selama proses rekrutmen, sehingga recruiter bisa menganalisis dan menggali lebih banyak mengenai potensi-potensi diri calon karyawan. "Tidak menjadi diri sendiri juga akan terlihat dari Anda mengungkapkan sesuatu ke recruiter. Bila jawaban atau pernyataan itu pendek serta tak bisa calon karyawan kembangkan, biasanya ia tak jujur,” pungkas HRD PT Bekaert Indonesia.

Tidak Memperhatikan Penampilan

Rapilah dan berikan penampilan terbaik pada saat proses rekrutmen. Pemilihan pakaian bisa disesuaikan dengan perusahaan yang dilamar. Bila melamar kepada perusahaan korporat, rekan-rekan bisa mengenakan pakaian formal, tetapi bila melamar ke industri kreatif, anda bisa memilih pakaian formal-casual yang tetap sopan. Rapilah dan berikan penampilan terbaik pada saat rekrutmen, kerapian dalam berpakaian mencerminkan bagaimana Anda menghargai diri sendiri.

Tidak Berani Mengungkapkan Pendapat

Pada saat Forum Group Discussion, jangan ragu untuk mengungkapkan pendapat. Anda harus yakin dengan opini yang dikemukakan, jangan lupa menggunakan dasar data dan fakta yang jelas. Biasanya di Forum Group Discussion, recruiter akan menguji apakah Anda teguh atau tidak dengan opini yang diyakininya.

Tidak Pe-De

Kesalahan lain yang membuat calon karyawan tidak diterima bekerja adalah tidak percaya diri saat proses wawancara. Bila Anda tidak percaya diri, maka anda mudah dipengaruhi dan digoyahkan opininya, dan itu menunjukan Anda bukanlah orang yang konsisten. “Sama diri sendiri aja ragu, apalagi nanti berhubungan dengan pekerjaan dan perusahaan,” papar Mba Kartika.

(Shinta Wulan Anggraeni)

 

Logo ITB Logo ICC ITB

GKU Timur ITB Building

Jln. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

Customer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509177

career@itb.ac.id

Employer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509162

Email : employerservices@itb.ac.id

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung