English Language Indonsian Language

Kenali Job Burnout Sebelum Terlambat

 

Sumber foto : https://bit.ly/3o8B09B 

Bandung, ITB Career Center – Dalam bekerja, kita pasti pernah mengalami kelelahan. Walaupun kita sangat menyukai pekerjaan yang kita lakukan, akan ada saatnya ketika kita merasa jenuh dan lelah untuk bekerja. Dikutip dari Thebalancecareers.com yang ditulis oleh Dawn Rosenberg M, kelelahan saat bekerja ini disebut dengan job burnout. Collegiate Dictionary Merriam-Webster mengartikan job burnout sebagai kelelahan fisik, emosional atau kehilangan motivasi.

Job burnout bisa terjadi akibat stres kerja, misalnya saat pekerjaan yang kita lakukan sudah terlalu banyak, isu pemutusan kontrak sehingga ada perasaan takut diberhentikan dari kantor, dan saat terjadi konflik di kantor. Selain itu, frustrasi dengan pekerjaan juga dapat menyebabkan kelelahan. Kita mungkin merasa frustrasi karena kurangnya pengakuan dari atasan, tidak mendapatkan promosi yang seharusnya atau tidak menerima kompensasi yang sesuai. Untuk mengenal job burnout lebih dalam, berikut beberapa penjelasannya.

Pemicu job burnout

Ternyata stres dan frustrasi dalam bekerja bukan satu-satunya penyebab dari job burnout. Ada beberapa orang yang merasa pekerjaannya baik-baik saja, mendapatkan penghargaan dari atasan di kantor, tidak ada konflik yang berarti, dan kita merasa segalanya berjalan dengan baik, tetapi tetap merasakan job burnout. Hal ini disebabkan seseorang yang terlalu gila kerja.

Gila bekerja akan membuat kita terlalu fokus bekerja dan mengabaikan kehidupan di luar pekerjaan. Kita mungkin memilih untuk tidak liburan, tidak mengambil libur akhir pekan, atau bahkan tidak memiliki waktu istirahat setiap malam karena bekerja. Hal ini tentu merugikan diri sendiri. Kita tidak harus bekerja sepanjang waktu. Secara tidak sadar, kita akan mengalami kelelahan.

Tanda-tanda

Selain merasa tidak ingin pergi bekerja atau tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan, ada beberapa tanda-tanda kita saat mengalami job burnout. Tanda-tandanya adalah cepat marah, mudah menangis, mudah merasa kecemasan, kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, insomnia, mimpi buruk, mudah lupa, produktivitas rendah dan sulit berkonsentrasi.

Menurut American Psychological Association (APA), jika dibiarkna, kelelahan bekerja dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan masalah fisik. Pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan penyakit fisik dan mental, yang meliputi bunuh diri, stroke, atau serangan jantung.

Mencegah job burnout

Semakin awal kita menyadari mengalami kelelahan kerja, semakin mudah pula untuk mengatasinya. Untuk tingkat kelelahan yang tinggi, obat yang paling dianjurkan adalah berhenti dari pekerjaan. Namun sebelumnya, kita dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi kelelahan tersebut. Kita harus mengetahui hal apa yang menyebabkan kelelahan, lalu mengatasinya.

Jika kelelahan diakibatkan beban pekerjaan yang terlalu berat dan waktu bekerja yang terlalu berlebihan, kita dapat mengatur managemen bekerja dengan lebih baik. Ubah pola bekerja, agar tugas dapat terselesaikan tanpa menyita waktu lebih banyak. Kita pun dapat berlibur sejenak dari pekerjaan untuk menjernihkan pikiran. Tinggalkan semua pekerjaan, dan istirahatlah. Lakukan hal-hal menarik yang menyenangkan atau bahkan tidur seharian jika itu yang kita butuhkan.

 

Beberapa hal di atas dapat memberikan kita informasi tentang job burnout. Hal penting yang harus kita renungkan adalah jika kita merasa karier yang dijalani tidak cocok untuk kita, mungkin inilah saatnya untuk membuat perubahan. Namun, jangan memulai karier baru tanpa perencanaan. Luangkan waktu untuk melakukan penilaian diri untuk mengetahui karier yang cocok, kemudian membuat pilihan. (Mar)

Logo ITB Logo ICC ITB

GKU Timur ITB Building

Jln. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

Customer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509177

career@itb.ac.id

Employer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509162

Email : employerservices@itb.ac.id

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung