English Language Indonsian Language

Saturday Lesson: Memetik Semangat Mimpi Seorang Hatta Rajasa

Bapak Hatta Rajasa dalam tangkapan layar saat memberikan paparan dalam acara Saturday Lesson Special: Excellence in Nurturing Talent (Dok. Ditmawa ITB/Anne)

BANDUNG, Ditmawa ITB – Politisi sekaligus pengusaha ternama Hatta Rajasa berbagi kisah pengalaman hidupnya dalam acara Saturday Lesson Special yang digelar secara daring pada 24 Oktober 2021.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014 iitu mengungkapkan, banyak orang mengenalnya sebagai politisi lulusan ITB yang menduduki posisi Menteri sebanyak 3 periode. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa lebih dari 20 tahun, Hatta jatuh-bangun menggeluti dunia usaha.

“Saya pernah menjadi loper koran, sebuah pekerjaan yang sangat saya senangi. Disamping dapat setiap hari membaca juga bisa sedikit menghasilkan uang yang bisa saya tabung. Sejak itu saya bermimpi ingin jadi pengusaha koran, dan mimpi itu terus saya pupuk, sampai akhirnya saya harus pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolah di ITB,” ucapnya.

Ia menyadari dengan modal kemampuan akademik yang dimilikinya saat itu, tidaklah cukup untuk mewujudkan mimpi-mimpi seorang Hatta Rajasa. Oleh sebab itu, Hatta pun melatih diri menjadi aktivis mahasiswa, pimpinan Himpunan Mahasiswa Patra, Senator ITB, dan aktivis Masjid Salman. Ia pun aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan Student Center untuk mengasah kemampuan sofskill, termasuk membangun networking. Tanpa disadarinya, semua yang telah dilewati Hatta saat itu adalah bagian dari melatih keseimbangan IQ, EQ, dan SQ.

Ia pun mengisahkan mimpinya jadi pengusaha bersama kawan-kawannya. Dalam berbagai proses dan usahanya, akhirnya ia dan rekan-rekannya mendapatkan pekerjaan dari LEMIGAS untuk mengerjakan Data Logging sumur-sumur migas. Saking bersemangatnya, pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu 3 bulan, bisa dituntaskan dalam waktu 2 bulan dengan hasil yang baik. Itulah pertama kalinya, Hatta dan rekan-rekannya mendapatkan bayaran atas jasa pekerjaan dan menerima pembayaran USD 21,000 pada masa itu.

Dari beragam kisah hidup yang dilewatinya, ia menganggap hal itu seperti mission imposible. Akan tetapi mimpinya menjadi nyata dan dari kisah itulah Hatta menyampaikan sebuah benang merah. Mimpi atau cita-cita bukan sesuatu yang fiksi atau halusinasi, melainkan satu titik yang memandu otak dan mental seseorang untuk meraihnya.

“Mimpi saya sejak SMP untuk menjadi Pengusaha, menuntun saya untuk konsisten terhadap cita-cita itu. Meskipun tidak sedikit godaaan berdatangan, “mimpi indah” tersebut tidak goyah,” jelasnya.

Ia meyakini bahwa setiap manusia dianugerahi Tuhan bakat dan keterampilan tertentu. Namun banyak diantara kita yang malas mengasahnya, dengan berbagai alasan. Untuk itu diperlukan keberanian untuk menggunakannya. Selain itu, diakuinya menjadi pengusaha tidak cukup dengan nilai akademik dan skill saja, namun juga kesungguhan dan jaringan.

“Kesemuanya harus Anda persiapkan dari sekarang. Sama halnya jika Anda memilih bekerja secara professional, Anda tetap memerlukan jaringan yang kuat, mental yang tangguh, emosi yang stabil dan spiritualitas yang tinggi untuk menjadi sukses,” pungkasnya.

Komentar


Logo ITB Logo ICC ITB

GKU Timur ITB Building

Jln. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

Customer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509177

career@itb.ac.id

Employer Service

Phone & Fax: (+62-22) 2509162

Email : employerservices@itb.ac.id

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung